10 Tipe Dosen yang Pasti Ada di Kampusmu

Assalamuallaikum semuanya… ketemu lagi sama gue, penulis sekaligus founder situs Tinta Kahyangan. Tidak terasa guys, gue sekarang sudah semester 6 di bangku perkuliahan. Itu tandanya, gue tinggal setahun lagi di kampus. Tapi itu masih kayaknya, karena masih banyak nilai-nilai yang masih di bawah standar kompetensi. Oke, jadi gue sendiri nggak tahu gue bakal berapa lama lagi di kampus. Semoga saja, ada jalan dan kemudahan dari kuasa-Nya. Aamiin. Aminkan ya, para pembacaku yang budiman.
Berhubung gue telah memasuki semester 6, maka dapat dikatakan gue adalah mahasiswa senior. Hohoho, senior yow. Setelah menyandang status tersebut, maka gue pun banyak mendapat  ilmu baik dari sisi akademis maupun lingkungan praktis. Berdasarkan sisi akademis, gue sedikit demi sedikit telah paham apa itu ilmu komunikasi beserta jenis, elemen, dan sifat-sifat yang terdapat di dalamnya.
Ilustrasi dosen. Sumber: reed.co.uk
Sedangkan dari sisi lingkungan praktis, gue paham mengenai kegigihan/ perjuangan para pedagang yang mangkal di sekitar kampus, kepribadian mahasiswa lain, perihnya cinta bertepuk sebelah tangan, pedihnya kehidupan, kenikmatan hidup, dan juga karakteristik para dosen. Terkait dengan karakteristik para dosen, maka gue mencoba menyimpulkan sekaligus menerangkannya kepadamu. Terlebih, sebentar lagi bakal dibuka penerimaan mahasiswa baru di seluruh universitas di Indonesia.
Dengan demikian, gue memutuskan untuk membagikan wawasan gue kepadamu mengenai tipe-tipe dosen yang salah satunya pasti akan kamu temui di universitas yang kamu tuju. Tanpa basa-basi, mari kita mulai dari nomor satu di bawah ini:
1. Dosen Killer
Oke, kita mulai dari dosen killer. Dosen killer adalah dosen yang paling ditakuti oleh hampir seluruh mahasiswa. Saking menyeramkannya, para dekan pun sepertinya takut oleh kemistikan dosen killer. Lazimnya, para mahasiswa tunduk patuh akan semua aturan yang diterapkan oleh dosen killer.
Dosen killer biasanya bersifat disiplin, banyak aturan main, peraturannya ketat, dan tidak main-main. Tapi di balik sosoknya yang tegas, terdapat pula sisi humanis. Apalagi jika mahasiswa sudah akrab betul dengan dosen killer, maka ia dapat menjadi guru teladan yang baik.
Pada dasarnya, dosen killer tidak semenakutkan julukannya. Justru, dosen killer adalah dosen yang amat menyayangi anak didiknya. Tapi, ia mendidik dengan cara menerapkan disiplin ala militer yang bertujuan untuk melatih kepribadian mahasiswa menjadi lebih baik. Sehingga, ketika nanti mahasiswa lulus maka ia tidak akan kaget dengan kondisi masyarakat yang sesungguhnya.
Ilustrasi dosen killer. Sumber: deposit.photos.com
Inilah beberapa tips dari gue buat mahasiswa yang masih takut dosen killer, yakni: ikuti aturan mainnya, dijamin selamat; masuklah lebih awal, sekitar 15 menit sebelum kelas dimulai, kalau perlu 1 jam sebelum kelas dimulai; kerjakan semua tugas yang diberikan dengan baik dan benar; tidak boleh melawan, apalagi sampai mencaci maki; dan berikan senyuman terbaikmu kepadanya. Jika cara-cara tersebut tidak mempan, maka nasibmu memang sudah jelek.
Dengan demikian, tidak usah takut dengan dosen killer. Karena, dosen killer juga manusia; sama-sama makan nasi, sama-sama buang air besar, sama-sama butuh tidur, sama-sama butuh pelukan, dan sama-sama pernah jadi mahasiswa.

2. Dosen Pendiam
Dosen pendiam dapat dikatakan sebagai dosen yang misterius. Mengapa misterius? Karena kebanyakan orang pendiam adalah orang yang penuh dengan misteri. Amat berbeda jika dibandingkan dengan dosen nyablak, mahasiswa pasti dapat mengetahui kepribadian dosen nyablak tersebut dari tingkah lakunya yang terbuka. Akan tetapi, dosen pendiam sangat susah ditebak dan ditelusuri sifat aslinya.
Mahasiswa juga diharapkan untuk berhati-hati dengan dosen pendiam. Karena, dosen pendiam ada dua macam. Pertama, dosen pendiam yang memang pendiam. Ia tidak banyak bicara dan cenderung singkat serta padat dalam menjelaskan materi. Intinya, ia tidak mau neko-neko dan basa-basi yang berbelit. Ketika semester usai, dosen pendiam yang memang pendiam ini akan memberi nilai bagus kepada mahasiswa.
Ilustrasi dosen pendiam. Sumber: learnex.in
Kedua, dosen pendiam yang pelit kasih nilai. Ia hampir sama dengan dosen pendiam pertama di atas. Akan tetapi, ketika semester usai dan mahasiswa mengecek nilai mata kuliahnya, ternyata mahasiswa tersebut mendapat nilai D. Dosen pendiam kedua ini memang cukup ngeselin di mata mahasiswa. Karena luarnya yang kalem dan begitu santai, tapi di dalam dirinya cukup menyeramkan. Biasanya, dosen pendiam tipe kedua ini menuntut mahasiswa untuk rajin masuk agar bisa mendapatkan nilai A.
Inilah beberapa saran dari gue untuk menghadapi dosen pendiam, yaitu: rajin masuk; memperhatikan dengan serius; jangan banyak tanya, apalagi pertanyaan yang tidak penting; jangan banyak bicara, karena ia benci kegaduhan; dan rajin mencatat. Kalau beberapa cara tersebut tidak berhasil dan nilai kamu masih jelek juga, maka ambillah semester pendek.
Jadi, belum tentu dosen pendiam mempunyai sifat pendiam. Bisa jadi, sifat aslinya bawel, cerewet, dan menyenangkan. Karena, isi hati orang tidak ada yang tahu dan juga hidup ini pada dasarnya hanyalah sandiwara. Hehehe.

3. Dosen Pemalas
Dosen pemalas adalah dosen terfavorit bagi mahasiswa pemalas, karena sama-sama malas. Pada dasarnya, dosen pemalas adalah dosen yang rajin. Namun karena berbagai alasan seperti rumah dosen jauh dari kampus, tidak punya kendaraan, dan lalu lintas macet maka dosen pemalas jarang pergi ke kampus.
Dari 16 tatap muka yang diwajibkan kampus pada setiap mata kuliah, mungkin hanya 6 tatap muka saja yang dijalani oleh dosen pemalas. Sisanya, dosen pemalas hanya menyuruh KM (ketua mahasiswa) untuk absen di ruang piket.
Dosen pemalas dapat dikatakan sebagai malaikat bagi mahasiswa yang rumahnya jauh dari kampus. Karena, mahasiswa tersebut tidak perlu repot-repot untuk pergi ke kampus. Sedangkan sistem tugas yang diberikan oleh dosen pemalas hanyalah menyuruh mahasiswa untuk sering-sering membaca.
Ilustrasi dosen pemalas. Sumber: thefederalistpapers.org
Hal yang harus diingat adalah, dosen pemalas seketika dapat berubah menjadi rajin. Hal ini perlu dicamkan oleh mahasiswa bahwa akan lebih baik datanglah ke kelas terlebih dahulu, karena siapa tahu dosen pemalas akan masuk kelas.
Dosen pemalas juga bisa dibilang sebagai dosen PHP (pemberian harapan palsu). Karena, sering kali ia memberitahukan akan masuk dan ketika ditunggu-tunggu ternyata malah nggak masuk. Sebaliknya, bilangnya nggak masuk eh tahunya malah masuk. Bagi mahasiswa, yang tabah yah.
Ada beberapa masukan dari gue mengenai dosen pemalas, yakni: rasakan firasatmu, kalau firasatmu menyatakan bahwa dosen nggak bakal masuk, mendingan jangan masuk; jangan terlalu bersemangat, nanti php; jangan terlalu malas juga, karena siapa tahu dosen masuk; sering-sering menanyakan info, apakah dosen akan masuk atau tidak; dan lebih baik datang ke kelas, daripada penasaran. Jikalau beberapa masukan itu nggak pengaruh, datangi rumahnya dan belajarlah di sana.
Simpulannya adalah meskipun dosenmu malas dan jarang masuk, akan lebih baik jika mahasiswanya tetap rajin. Karena, setiap usaha pasti tidak akan mengkhianati hasil.

4. Dosen Ganteng/ Cantik
Banyak mahasiswa yang sangat menaati aturan main dari dosen ganteng atau dosen cantik. Mereka mematuhinya bukan karena aturan tersebut bagus, disiplin, lugas, atau jelas, melainkan semata-mata luluh akan paras ganteng/ cantik dosen tersebut.
Bagi dosen berwajah ganteng, tentu saja mahasiswi akan lebih rajin dari biasanya. Ditambah dosen ganteng itu berwawasan luas, baik budi pekerti, dan sering tersenyum. Maka, dapat dipastikan para mahasiswi akan lumer hatinya.
Sedangkan dosen yang berwajah cantik jelita, sudah tentu mahasiswa menjadi lebih giat belajar. Tidak peduli meskipun masuk kuliah di hari libur atau jam pelajaran di sore hari, mahasiswa akan segar-bugar akibat melihat paras ayu dosen cantik. Terlebih, jika dosen cantik tersebut masih single, seksi, dan sedikit nakal. Wow, jika begitu tidak ada satu pun mahasiswa yang tidak hadir.
Ilustrasi dosen berparas cantik. Sumber: dreamstime.com
Lumrahnya, efek negatif dari dosen ganteng/ cantik adalah mahasiswa menjadi salkus (salah fokus) atau takkus (tidak fokus). Pandangan mahasiswa jadi lebih sering terarah pada paras dosen ganteng/ cantik daripada memperhatikan papan tulis. Anehnya, dosen ganteng/ cantik selalu dipertahankan oleh pihak kampus karena dapat dijadikan model brosur, iklan, dan lain-lain sebagai daya pikat tersendiri. Di samping itu, dosen ganteng/ cantik termasuk ke dalam golongan artis kampus. Soalnya, banyak mahasiswa yang selalu mendekatinya (baca: modus).
Sedangkan triknya, cukup mudah. Kamu hanya butuh beberapa trik berikut untuk mendapatkan nilai baik dari dosen ganteng/ cantik, yakni: rajin masuk, karena itu sudah pasti; sering-seringlah memujinya, karena biasanya dosen ganteng/ cantik akan bangga; dan jangan terlalu mendekatinya, karena dosen juga punya privasi. Kalau nilaimu masih jelek juga, maka kamu harus berkaca.
Simpulannya adalah buat apa rajin masuk kuliah toh motivasinya cuma ingin melihat parasnya. Ubahlah mindset-mu mulai dari sekarang, lalu niatkan dan ucapkan, “Saya pergi kuliah karena Allah Lillahita’ala”.

5. Dosen Humoris
Dosen yang memiliki kepribadian jenaka adalah dosen yang menyenangkan. Dosen jenis ini cocok jika memiliki pekerjaan sampingan sebagai pelawak atau komika. Dosen humoris juga ampuh membuat mahasiswa tertawa terpingkal-pingkal. Saking kocaknya, mahasiswa yang asalnya badmood seketika berubah menjadi goodmood. Oleh karena itu, dosen humoris bisa dibilang sebagai moodbooster (pengubah perasaan).
Hebatnya, dosen humoris banyak penggemarnya dibandingkan dengan dosen ganteng/ cantik. Karena ada pepatah yang berbunyi “cewek lebih suka cowok humoris daripada cowok ganteng” dan “cowok lebih suka cewek lucu daripada cewek seksi”. Gue pribadi lebih niat belajar, kalau diajar oleh dosen humoris. Karena kesannya nggak kaku dan tegang, tapi rileks, enjoy, serta menyenangkan hingga dapat mengusir kegalauan.
Ilustrasi dosen humoris. Sumber: kontranews.gr
Dosen humoris juga tipe dosen yang suka ngomong nyablak (sembrono). Dosen tipe ini biasanya kalau bicara nggak disaring terlebih dahulu, melainkan langsung keluar beserta ampas-ampasnya. Tidak jarang dalam gaya mengajarnya yang frontal, ada beberapa mahasiswa yang merasa risih atau terganggu atas ucapan yang dilontarkannya. Pada sisi lain, ada juga mahasiswa yang tertawa ngakak efek dari lawakannya tersebut.
Terdapat beberapa tips agar dosen humoris memberi nilai bagus, di antaranya: jika dia sedang melawak, tertawalah sekeras mungkin, itu menandakan kamu adalah pendengar yang baik; jangan lupa untuk menyengir, minimal sampai kelihatan gigi depan; kalau perlu keluarkan lawakanmu, agar suasana semakin riang; dan duduklah serileks mungkin, karena dosen humoris adalah dosen yang cukup bebas. Akan tetapi jika nilaimu akhirnya jelek juga, itu tandanya kamu tidak ikut tertawa ketika dosen sedang melawak.
Kesimpulannya adalah hidup jangan terlalu serius, jangan terlalu kaku, dan jangan terlalu tegang. Contohlah dosen humoris; selagi bisa tertawa, tertawalah, selagi bisa ngakak, ngakaklah, dan selagi bisa melawak, melawaklah. Karena itu semua gratis.

6. Dosen Woles
Dosen woles tidak beda jauh dengan dosen tipe pemalas. Perbedaannya, dosen pemalas jarang masuk kuliah, sedangkan dosen woles selalu masuk kuliah tapi tidak pernah memberi tugas. Dosen woles masuk ke dalam jajaran tiga besar dosen favorit mahasiswa setelah dosen ganteng/ cantik dan dosen humoris. Rata-rata mahasiswa mengagumi dosen woles adalah karena kesantaiannya ia dalam proses belajar mengajar.
Dosen woles juga tipikal dosen yang jarang bicara, toh memberi tugas saja tidak pernah apalagi berbicara. Ia akan bicara jika ada hal yang penting untuk dibicarakan. Selebihnya, ia berbicara sangat hemat dan ekonomis. Saking santai, banyak mahasiswa yang dibebaskan untuk bermain handphone, mengulum permen, dan makan camilan. Bahkan mahasiswa yang duduk di belakang pun bisa tidur sepulasnya selama ia mengajar.
Ilustrasi dosen woles. Sumber: callmylist.com
Dosen woles termasuk ke dalam dosen yang dermawan dalam memberi nilai bagus. Kenapa gue sotoy? Karena gue pernah mengalaminya saat semester dua silam. Waktu itu, gue masuk cuma sekali dari 16 tatap muka perkuliahan. Ditambah, gue tidak pernah mengerjakan tugas, baik tugas kelompok ataupun tugas individu. Setelah UAS usai, alangkah terkejutnya gue ketika mengecek nilai bahwa gue mendapat nilai… A. Memang, rezeki anak saleh nggak ke mana.
Supaya bisa mendapatkan nilai bagus dari dosen woles, sepertinya tidak ada trik khusus. Kamu hanya perlu banyak bersyukur, karena Tuhan Yang Maha Esa masih berbaik hati kepadamu dengan cara melahirkan manusia-manusia santai seperti dosen woles. Akan tetapi, jika nilaimu masih kurang bagus, itu berarti kamu tidak ikut UTS atau UAS.
Dengan demikian, belajarlah arti kehidupan dari dosen woles. Ia jarang memberi tugas, bicara secukupnya, menjelaskan materi sekadarnya, dan tidak sungkan memberi nilai bagus kepada mahasiswa. Jadilah seperti dosen woles, jalani kehidupan apa adanya tapi tetap memberi yang terbaik kepada setiap manusia.

7. Dosen Nyentrik
Kamu pernah mendengar kata swag? Ya, swag berasal dari kata bahasa Inggris yang artinya barang rampasan. Kalau dewasa ini, swag identik dengan senga, berlagak, rapper, dan musik hiphop. Nah, swag juga sama artinya dengan nyentrik, yakni berpakaian aneh, tidak wajar, dan ingin mendapat perhatian dari orang sekitar.
Dosen nyentrik cenderung memiliki aturan yang bebas, dinamis, dan santai. Tapi, dosen nyentrik juga taat pada aturan yang ia buat sehingga mahasiswa minimal harus mengerjakan tugas-tugas yang diberikan olehnya.
Dosen tipe ini berpenampilan lain daripada yang lain, mencolok, dan mudah diingat karena gayanya yang anti mainstream. Dosen nyentrik juga dapat dikatakan sebagai true trendsetter. Karena, penampilannya yang selalu menginspirasi dalam hal berpakaian.
Apabila dosen nyentrik adalah seorang perempuan, maka ia akan berdandan buricak burinong atau serba bling-bling (mengkilat). Pokoknya, dari atas sampai bawah begitu silau. Gaya berpakaian dosen nyentrik perempuan tidak ada bedanya dengan gaya berpakaian ibu-ibu mau pergi ke kondangan. Parahnya, di samping baju yang serba terang juga biasanya dosen nyentrik perempuan menggunakan parfum yang berlebihan. Sehingga, orang yang mencium bau parfum tersebut akan enek, pusing, dan mual-mual.
Ilustrasi dosen nyentrik. Sumber: huffingtonpost.com
Sedangkan dosen nyentrik laki-laki, ia berpenampilan sok anak muda. Bahkan, ia akan menyerupai sebagai mahasiswa aktif. Sehingga, banyak mahasiswa yang terkecoh dengan penampilannya yang fungky. Bagi para mahasiswi, diharapkan matamu tidak siwer ketika melihat mana mahasiswa sejati dan mana mahasiswa jadi-jadian.
Hal itu penting dicamkan, karena dosen nyentrik laki-laki sering memakai kemeja flanel, celana jeans, jam tangan, dan sepatu sneaker yang mana itu semua adalah item fashion andalan mahasiswa masa kini.
Jika ingin mendapatkan nilai bagus dari dosen nyentrik, maka kamu harus melakukan beberapa tips berikut, yakni: berpakaian rapi, sopan, dan benar; sikat gigimu yang bersih, karena biasanya dosen nyentrik adalah tipe dosen yang look fresh; kerjakan setiap tugas yang diberikan; dan jangan berpenampilan seperti dosen. Namun, kalau nilaimu nyatanya jelek, itu tandanya kamu berpenampilan seperti gembel.
Oleh karena itu, banyak mahasiswa kekinian yang lebih mementingkan style daripada ilmu, akidah, dan agama. Percuma punya style bagus tapi tidak diimbangi dengan ketiga dasar tersebut. Karena, kesopanan dan ilmu pengetahuan lebih berarti daripada pakaian  yang bagus. Lagian, buat apa berpakaian terlalu bagus? Toh, nanti juga bakal kalah sama dosen nyentrik.

8. Dosen yang Selalu Memberi Tugas
Kampus identik dengan dosen, dosen identik dengan mahasiswa, dan mahasiswa identik dengan… tugas. Sebenarnya, tugas tidak jauh berbeda dengan PR (pekerjaan rumah). Keduanya sama-sama harus dikerjakan dan diselesaikan di rumah (selain kampus atau sekolah). Perbedaannya, istilah PR untuk di jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah atas. Sedangkan tugas lazim disebut di jenjang perguruan tinggi dan instansi perkantoran.
Dosen tipe ini adalah dosen yang memiliki sifat teliti, tegas, dan disiplin. Ya, bisa dibilang sebelas-dua belas dengan dosen killer. Tapi, dosen yang selalu memberi tugas lebih ramah, manusiawi, dan bisa diajak negosiasi.
Sepertinya, dosen jenis ini memiliki prinsip: asahlah otakmu sampai tajam dengan tugas-tugas yang kuberikan. Intinya, dosen jenis ini mau melihat bagaimana anak didiknya belajar keras dan berjuang sampai akhir semester.
Ilustrasi dosen yang selalu memberi tugas. Ilustrasi: duniadosen.com
Lumrahnya, dosen tipe ini selalu memberi tugas setiap kali pertemuan. Tidak peduli tugas itu gampang atau susah, yang penting kasih tugas. Alhasil, dosen jenis ini tidak disukai oleh mahasiswa, terutama mahasiswa pemalas.
Dosen yang selalu memberi tugas adalah dosen paling rajin dibandingkan dosen tipe lain. Biasanya, ia hanya mangkir satu atau dua kali, itu pun dengan alasan yang jelas dan logis. Dosen tipe ini amat cocok untuk mahasiswa yang memiliki sifat tekun, rajin, dan ulet. Tapi untuk mahasiswa yang senang berleha-leha, jangan harap bisa mengikuti pelajarannya.
Maka, gue akan kasih tips dan trik untuk memperoleh nilai baik dari dosen yang selalu memberi tugas, sebagai berikut: rajin masuk kuliah; kerjakan semua tugas dengan rapi dan benar; jangan banyak mengeluh; jangan membantah; dan jangan malas. Tetapi, jika nilaimu akhirnya buruk, itu menandakan bahwa kamu tidak pernah mengerjakan tugas.
Simpulannya, sebagai mahasiswa mau tidak mau harus mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen. Karena, tugas adalah salah satu kewajiban yang harus ditaati oleh mahasiswa selain belajar. Bila kuliah tanpa tugas, apalah arti kuliah itu sendiri. Kalau capek karena terlalu banyak tugas, mendingan daftar jadi rektor.

9. Dosen yang Selalu Curhat
Lazimnya, kegiatan dosen dalam proses belajar mengajar adalah 20% menguasai materi, 30% improvisasi, dan sisanya yang 50% adalah komunikasi. Keahlian yang harus dikuasai dan diutamakan oleh seorang calon dosen adalah komunikasi. Bagaimana cara penyampaian, menjelaskan, dan menyatakan pendapat dengan baik di depan mahasiswa. Sehingga, dosen tidak perlu repot menulis di papan tulis dengan sistem mengeja.
Akan tetapi, aktivitas komunikasi yang berlebihan pun nyatanya tidak baik. Karena hal itu dapat menyebabkan ketidaksadaran dan ujung-ujungnya malah curhat (curahan hati). Menurut gue, ada banyak dosen ketika sedang mengajar bukannya menyampaikan materi, tapi malah curhat. Curhatannya pun bermacam-macam, seperti perihal kondisi rumah tangga, anaknya, tetangganya, mertuanya, politik, ekonomi, agama, dan masih banyak lagi.
Lazimnya, tipe dosen ini kebanyakan dosen perempuan. Karena faktanya perempuan memang senang curhat dan banyak bicara bila dibandingkan dengan laki-laki. Anehnya, ada juga dosen laki-laki yang gemar curhat ketika proses pembelajaran sedang berlangsung.
Ilustrasi dosen yang selalu curhat. Sumber: vemale.com
Parahnya, hampir setiap dosen ketika di ujung materi pelajaran malah curhat. Hebatnya, selalu ada bahan curahan hati setiap harinya untuk dibagikan kepada mahasiswa. Padahal, mahasiswa belum tentu senang mendengarkan kerumitan orang lain.
Apabila kamu ingin memperoleh nilai baik dari dosen yang suka curhat, maka inilah beberapa saran sebagai berikut: dengarkan curhatannya dengan seksama; jangan ngobrol ketika dosen sedang curhat; jangan ikut-ikutan curhat; dan kalau perlu beri masukan dan saran atas curhatannya tersebut. Kalau nilaimu malah tidak memuaskan, maka kamu perlu curhat di kolom komentar artikel ini.
Dengan demikian, siapa pun boleh curhat asal jangan berlebihan. Karena, orang lain belum tentu peduli dengan masalahmu. Bisa jadi mereka hanya ingin tahu saja dan malah menertawakanmu di belakang. Maka, curhatlah hanya kepada Allah SWT yang pasti akan mendengar keluh kesahmu dan tidak akan pernah menertawakanmu.

10. Asisten Dosen (Asdos)
Asisten dosen atau biasa disebut asdos adalah tangan kanan seorang dosen. Kalau zaman dahulu, asdos juga bisa disebut sebagai patih alias perdana menteri. Biasanya, asdos adalah mahasiswa senior, mahasiswa pintar, dan mahasiswa yang lagi butuh duit. Asdos akan turun tangan ketika dosen berhalangan hadir, dosen di luar kota, dan dosen yang terlambat hadir.
Gue pribadi belum pernah diajar sama asisten dosen yang masih berstatus mahasiswa, kecuali asdos yang sudah lulus kuliah. Tetapi menurut beberapa orang yang pernah diajar oleh asdos, mereka menyimpulkan bahwa asdos itu lebih belagu, lebih sotoy, dan lebih culas daripada dosen. Sisi kelemahannya cuma satu, yakni asdos lebih gampang dibegoin.
Ilustrasi asisten dosen (asdos). Sumber: hipwee.com
Agar bisa menjadi asisten dosen, kamu harus mempunyai nilai IPK minimal 3.0, pintar, gesit, good looking, amanah, menguasai materi pelajaran, dekat dengan kampus, dan dekat dengan dosen yang bersangkutan.
Menjadi asisten dosen bukanlah pekerjaan mudah, karena kita dituntut cekatan dalam menyampaikan materi, siap menjawab jika ada pertanyaan, dan dapat mengayomi mahasiswa lain. Tapi di balik itu semua, ada akhir manis untuk para asdos, yakni dapat pesangon alias gaji. Lumayan kan, buat uang saku atau tabungan buat nikah.
Berikut beberapa tips untuk dapat memperoleh nilai baik dari asisten dosen, yaitu: bersikap hangat pada asdos; diusahakan berbicara jangan terlalu formal, karena biasanya usia asdos tidak terpaut jauh dengan mahasiswa; dapat diajak berdiskusi; dan hormatilah asdos, karena bagaimanapun juga ilmu yang ia miliki setingkat lebih baik daripada kita. Apabila nilaimu nyatanya kurang memuaskan, maka ajaklah kencan asdos tersebut. Siapa tahu nilai E berubah jadi D.
***
Mungkin segitu dulu ilmu yang dapat gue sampaikan kepada kamu. Terkait dengan tipe-tipe dosen di atas, maka gue menyimpulkan bahwa di manapun kamu kuliah, semester berapa pun kamu saat ini, dan seberapa jauh kostan kamu dari kampus, yang pasti salah satu dari kesepuluh tipe dosen di atas selalu ada di setiap kampus di Indonesia bahkan dunia.
Wass.wr.wb.

Komentar