Keterkaitan Opini Publik Terhadap Propaganda

Sebelum membahas keterkaitan opini publik dan propaganda, terlebih dahulu dikemukakan apa itu opini, publik, dan opini publik sebagai berikut. Sastropotroe (1987) mengemukakan bahwa secara ringkas, opini berarti pendapat. Dalam ilmu psikologi, opini adalah ekspresi sikap. Dengan demikian, opini adalah sebuah aktualisasi. Cutlip dan Center pernah mengatakan bahwa opini adalah kecenderungan untuk memberikan respon terhadap sesuatu masalah atau situasi tertentu.
Sedangkan publik sering diartikan umum. Karl Mannheim berpendapat bahwa publik adalah kesatuan yang bukan berdasarkan interaksi perseorangan, tetapi atas dasar reaksi terhadap stimuli yang sama. Reaksi ini muncul tanpa keharussan berdekatan dengan anggota publik secara fisik antara yang satu dengan yang lain. Dengan demikian, publik dalam hal ini dapat diartikan sebagai: a) sekelompok individu yang tidak terorganisir, b) kelompok tidak berkumpul di satu tempat, tetapi menyebar dan tidak membentuk kesatuan, c) mempunyai ketertarikan sama terhadap suatu persoalan, d) melakukan kontak satu dengan yang lain, e) ada stimulus yang memungkinkan terciptanya publik, dan f) biasanya tidak saling kenal satu lain.
Sumber Gambar: jurnalapapun.blogspot.com
Selanjutnya, opini publik adalah sekelompok individu yang tidak terorganisir serta menyebar di berbagai tempat dengan disatukan oleh suatu isu tertentu dengan saling mengadakan kontak satu sama lain dan biasanya lewat media massa. Proses terbentuknya opini publik meliputi dua sebab, yakni direncanakan atau tidak direncanakan. Opini publik yang direncakan maka organisasi, media, dan target tertentu yang menjadi sasaran akan menjadi jelas. sedangkan opini publik yang tidak direncanakan kemunculannya natural karena tidak mempunyai tujuan atau target tertentu.
Kemudian, terdapat pula beberapa kekuatan opini publik sebagai berikut: a) opini publik dapat menjadi hukum sosial, b) opini publik melanggengkan atau menghapus nilai dan norma kemasyarakat, c) opini publik dapat mengancam karir seseorang, dan d) opini publik dapat mempertehankan atau menghancurkan sebuah organisasi atau institusi.
Keterkaitan opini publik terhadap propaganda amatlah erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Laswell (1927) pernah mengatakan bahwa propaganda semata-mata adalah kontrol opini. Ini artinya, propaganda dilakukan untuk mempengaruhi dan mengontrol opini pihak yang menjadi sasaran propaganda.
Contohnya saja seperti pemberitaan pilgub DKI belakangan ini, terlihat bahwa bagaimana opini publik saling terkait dengan propaganda. Dapat kita saksikan pula bahwa kubu Anies-Sandi diperkuat oleh kekuatan Islamis bangsa. Sedangkan, kubu Ahok-Djarot terpaksa harus kalah akibat kesalahan Ahok sendiri yang telah menghina ayat suci Al-Quran yang otomatis umat Islam Indonesia menjadi meradang sekaligus mendukung total pasangan nomor 3.
Umat Islam marah karena video pernyataan Ahok yang menyinggung Surat Al-Maidah ketika Ahok sedang kampanye di Kepulauan Seribu. Kontan saja, hal itu menjadi angin segar bagi pasangan Anies-Sandi yang bernotabene religius. Apalagi, di balik Anies-Sandi ada sosok Prabowo yang digadang-gadang akan mencalonkan Presiden tahun 2019 mendatang. Ini membuktikan bahwa terdapat keterkaitan antara propaganda dan opini publik.
Sumber: ririrasfa.blogspot.com dengan sedikit pengeditan

Komentar