Hari
ini, seperti biasa aku bangun tidur dibangunkan oleh Ibuku. Tepat jam setengah
lima waktu Subuh, aku sudah siap pergi ke masjid untuk menegakkan tiang agama. Aku bersyukur mempunyai ibu seperti Ibuku.
Walaupun dia agak bawel dan over
protective terhadapku, tetapi dia adalah pahlawan bagiku. Untung pula ada
Ibuku, tanpanya mungkin diriku akan kesiangan setiap hari. Terima kasih, Bu.
Aku
mempunyai kebiasaan buruk yang sukar untuk diubah, yakni tidur sehabis salat
Subuh. Kebiasaan burukku itu telah berlangsung lama. Mungkin sejak bangku SMP,
aku sudah memulai kebiasaan buruk itu. Aku pun tak tahu, mengapa diriku begitu
suka tidur setelah Subuh. Sepertinya aku ngantuk, pemalas, atau karena
kebiasaan genetik? Aku sama sekali tak tahu.
Selain
itu, aku juga mempunyai kebiasaan buruk lain, yaitu aku suka begadang. Padahal,
Raja Dangdut Rhoma Irama menyatakan secara jelas bahwa begadang tidak baik
untuk kesehatan. Hal itu terbukti benar oleh fakta ilmiah bahwa begadang dapat
mengundang berbagai macam penyakit. Namun, karena aku tipikal orang yang dablek, maka aku tidak terlalu
mempedulikan efek samping begadang. Aku memang bandel.
Aku
selalu berangkat kuliah sejam sebelum pelajaran dimulai. Karena aku tidak
ngekost dekat kampus dan lebih memilih pulang pergi dari Padalarang ke Bandung.
Bukan karena apa-apa, melainkan karena aku tidak ingin membebani orangtuaku
lagi. Cukup sudah mereka membayar semesteran. Karena, biaya kuliah pun sudah
mahal. Mahal banget, malah….
Jam
11:10, ada mata kuliah Produksi Media Elektronik. Mata kuliah tersebut diampu
oleh Bapak Herman Bachtiar. Pak Herman adalah salah satu dosen funky (asik) yang pernah mengajariku. Gayanya
ngoboy, dengan tinggi sekitar 170 cm, selalu memakai kemeja yang dibalut jaket cardigan, dengan dipadu celana corduroy, maka Pak Herman terlihat
seperti jaeger di film-film
Hollywood.
Akan
tetapi, matkul Produksi Media Elektronik banyak diisi oleh teman-temanku yang
berkonsentrasi Hubungan Masyarakat (Humas). Sementara dari konsentrasi
Jurnalistik, hanya aku dan segelintir temanku yang dapat dihitung dengan jari. Aku
takut salah pilih matkul, tetapi ketika kulihat di Buku Pedoman Akademik,
matkul tersebut adalah matkul umum. Ternyata, aku tidak salah pilih. Alhamdulillah….
Komentar
Posting Komentar
Ditunggu komentarnya...