Coretan Selasaku I : Prolog

Hari ini, seperti biasa aku bangun tidur dibangunkan oleh Ibuku. Tepat jam setengah lima waktu Subuh, aku sudah siap pergi ke masjid untuk menegakkan tiang agama. Aku bersyukur mempunyai ibu seperti Ibuku. Walaupun dia agak bawel dan over protective terhadapku, tetapi dia adalah pahlawan bagiku. Untung pula ada Ibuku, tanpanya mungkin diriku akan kesiangan setiap hari. Terima kasih, Bu.
Aku mempunyai kebiasaan buruk yang sukar untuk diubah, yakni tidur sehabis salat Subuh. Kebiasaan burukku itu telah berlangsung lama. Mungkin sejak bangku SMP, aku sudah memulai kebiasaan buruk itu. Aku pun tak tahu, mengapa diriku begitu suka tidur setelah Subuh. Sepertinya aku ngantuk, pemalas, atau karena kebiasaan genetik? Aku sama sekali tak tahu.

Selain itu, aku juga mempunyai kebiasaan buruk lain, yaitu aku suka begadang. Padahal, Raja Dangdut Rhoma Irama menyatakan secara jelas bahwa begadang tidak baik untuk kesehatan. Hal itu terbukti benar oleh fakta ilmiah bahwa begadang dapat mengundang berbagai macam penyakit. Namun, karena aku tipikal orang yang dablek, maka aku tidak terlalu mempedulikan efek samping begadang. Aku memang bandel.
Aku selalu berangkat kuliah sejam sebelum pelajaran dimulai. Karena aku tidak ngekost dekat kampus dan lebih memilih pulang pergi dari Padalarang ke Bandung. Bukan karena apa-apa, melainkan karena aku tidak ingin membebani orangtuaku lagi. Cukup sudah mereka membayar semesteran. Karena, biaya kuliah pun sudah mahal. Mahal banget, malah….
Jam 11:10, ada mata kuliah Produksi Media Elektronik. Mata kuliah tersebut diampu oleh Bapak Herman Bachtiar. Pak Herman adalah salah satu dosen funky (asik) yang pernah mengajariku. Gayanya ngoboy, dengan tinggi sekitar 170 cm, selalu memakai kemeja yang dibalut jaket cardigan, dengan dipadu celana corduroy, maka Pak Herman terlihat seperti jaeger di film-film Hollywood.
Akan tetapi, matkul Produksi Media Elektronik banyak diisi oleh teman-temanku yang berkonsentrasi Hubungan Masyarakat (Humas). Sementara dari konsentrasi Jurnalistik, hanya aku dan segelintir temanku yang dapat dihitung dengan jari. Aku takut salah pilih matkul, tetapi ketika kulihat di Buku Pedoman Akademik, matkul tersebut adalah matkul umum. Ternyata, aku tidak salah pilih. Alhamdulillah….

Komentar