Miracle
in Cell No. 7, adalah film melodrama Korea Selatan tahun 2013 yang berhasil menembus
sebagai salah satu film Korea Selatan terlaris sepanjang masa. Lokasi syuting
Miracle in Cell No. 7 meliputi beberapa daerah di Korea Selatan.
Film
yang disutradarai oleh Lee Hwan Kyung ini cukup diminati oleh hampir semua
kalangan. Film yang bertemakan tentang pengorbanan seorang ayah terhadap anak
perempuannya ini juga berhasil membuat sebagian penonton berharu-biru. Karena
menurut saya pribadi pun, film ini amat mengharukan dan cocok ditonton ketika
musim hujan seperti saat ini.
Miracle
in Cell No. 7, menceritakan seorang anak tunggal perempuan bernama Yesung yang
diperankan oleh Kal So Won. Kal So Won, aktris muda Korea Selatan yang bernaung
di bawah perusahaan besar YG Entertainment itu berakting dengan sangat baik.
Bahkan untuk anak berumur 6 tahun saat itu, ia dipuja-puji oleh para kritikus
film karena bakat aktingnya yang mentereng.
Poster Film Miracle in Cell No. 7. Sumber: IniKpop.com |
Yesung
adalah anak piatu yang hanya diurus oleh ayahnya yang memiliki kekurangan
mental. Ayah Yesung bernama Lee Yong Gu yang diperankan dengan baik oleh aktor
kawakan Korea Selatan, Ryu Seung Ryong. Yesung begitu mengidolakan Sailor Moon.
Saking mengidolai tokoh kartun tersebut, hampir setiap hari ia dan ayahnya melihat
tas yang bergambar Sailor Moon di salah satu toko di pinggir jalan.
Hampir
setiap hari pula, ayah Yesung berjanji bahwa ia akan membelikan tas berwarna
kuning tersebut untuk anak perempuan kesayangannya. Hingga pada suatu hari, Yesung
dan ayahnya terperanjat sesaat melihat tas idamannya itu telah menghilang dari
tempat pajangan. Yesung dan ayahnya kecewa serta terheran-heran, bagaimana bisa
tas tersebut sudah tidak ada.
Ayah
Yesung seketika masuk ke toko itu dan meminta ke penjaga toko untuk
mengembalikan tas incaran anaknya itu. Usut punya usut, tas Sailor Moon yang
selalu dielu-elukan Yesung telah dibeli oleh anaknya Tetua SEO (Ketua Polisi).
Ayah Yesung memohon kepada anak Tetua SEO agar tidak membeli tas Sailor Moon.
Karena tidak ada reaksi, ayah Yesung membelai rambut anak Tetua SEO yang
menandakan kasih sayang. Namun karena merasa kaya dan sombong, Tetua SEO dan
istrinya tidak menerima perlakuan ayah Yesung tersebut kepada anaknya.
Seketika,
ayah Yesung diberi bogem mentah oleh Tetua SEO. Beberapa kali ayah Yesung
menerima pukulan keras dari Ketua Polisi yang sableng itu. Yesung menjerit
ketakutan dan memohon kepada Tetua SEO untuk tidak memukul ayahnya lagi. Mereka
dilerai oleh petugas satpam, dan Yesung serta ayahnya diminta untuk keluar dari
toko tersebut.
Saat
malam hari, ayah Yesung meminta maaf kepada Yesung bahwa ia telah mengecewakan
anak perempuan satu-satunya itu. Yesung tidak ngambek, justru ia tetap ceria dengan
tingkah-polah khas anak-anak. Yesung berkata bahwa ia percaya bahwa suatu hari
nanti ayahnya dapat membelikan tas idamannya itu. Sebelum beranjak tidur, anak
dan bapak itu saling bercanda. Dibalut dengan suasana rumah yang amat
sederhana, penonton dapat menerima makna
tersirat bahwa mereka adalah keluarga yang harmonis dan penuh cinta.
Saat
sedang menghitung gaji bulanannya, ayah Yesung tersentak ketika di belakangnya
ada yang mengetuk dinding kaca. Ternyata, yang mengetuk kaca adalah anak
perempuan Tetua SEO lengkap dengan seragam sekolah dan tas Sailor Moon. Anak
perempuan itu bertanya pada ayah Yesung, “Apakah kau telah membelikan tas
Sailor Moon yang baru untuk anakmu?” Ayah Yesung hanya tersenyum dengan gumaman,
“Sailor Moon… Sailor Moon….”
Bagaikan
bumi dan langit, anak perempuan itu perangainya jauh berbeda dengan bapaknya.
Dengan senang hati, anak Tetua SEO bersedia mengantarkan ayah Yesung untuk
membeli tas baru untuk Yesung. Dari arah belakang, ayah Yesung mengikuti anak Tetua
SEO dengan gumaman khas inklusi.
Namun
tak disangka, ajal menghampiri anak Tetua SEO. Ayah Yesung kaget sesaat melihat
anak perempuan itu sudah telentang bebas dengan kondisi kepala mengalami
pendarahan cukup hebat. Ayah Yesung menjerit histeris, ia bingung meminta
tolong ke siapa. Lantas, ia memberi nafas buatan dan membuka celana anak
perempuan itu supaya peredaran darah berjalan lancar.
Akan
tetapi, aksi baik ayah Yesung malah diterima
tidak baik. Seorang emak-emak menangkap jelas tindakan manusiawi ayah Yesung
yang disangkanya ayah Yesung hendak memerkosa anak Tetua SEO. Emak-emak itu
menjerit ketakutan, ia mengadu pada warga sekitar bahwa telah terjadi
pembunuhan dan pemerkosaan. Tak ayal, ayah Yesung dihajar habis-habisan dan
dibawa ke kantor polisi.
Dikarenakan
ayah Yesung memiliki kelainan mental, dengan amat tenang ia ingin meminjam
telepon Ketua Sipir Jang Min Hwan (Jeong Jin Yeong). Tapi ketika ia hendak
memegang telepon, dengan emosi Ketua Sipir memukul kepala ayah Yesung dengan
gagang telepon. Bletak bletak bletak. Ayah Yesung tidak marah. Ia hanya
terlihat muram dan bingung, kenapa ia bisa berakhir di penjara. Sedangkan di
rumah, Yesung menunggu bapaknya yang hebat itu. Yesung sedih karena bapaknya
belum pulang juga. Sementara ayah Yesung pun merasa cemas dan khawatir bahwa
Yesung pasti sedang menunggunya.
Ayah
Yesung langsung dijebloskan ke sel nomor 7 yang dihuni oleh 5 narapidana. Lima
narapidana tersebut adalah penjahat dengan kasus pencurian, pelecehan,
penggelapan uang, penipuan orang, dan pembunuhan. Namun sesaat mendengar ayah
Yesung dipenjara karena melakukan tindakan asusila terhadap seorang bocah,
kelima narapidana itu marah besar dan mengeroyok ayah Yesung. Mereka menyebut
ayah Yesung banci dan tidak pantas hidup.
Ketika
narapaidana sedang santai di luar lapangan, narapidana lain hendak menusuk Bos Sel
No. 7. Dengan heroik aksi itu dicegah oleh ayah Yesung. Alhasil, ayah Yesung
yang tertusuk hingga ia harus dirawat selama beberapa hari. Bos Sel No. 7
mengapresiasi ayah Yesung dan ia sadar bahwa ayah Yesung bukanlah penjahat,
tapi dia orang baik.
Narapidana
lain di sel nomor 7 pun akhirnya sadar bahwa ayah Yesung bukan laki-laki
bermental banci. Namun, ayah Yesung adalah seorang ayah sejati yang ingin
membahagiakan anak perempuannya. Bermula dari sinilah, kelima narapidana
bergotong-royong membantu ayah Yesung agar dapat bertemu Yesung kembali.
Berulang kali mereka hampir ketahuan sipir bahwa di dalam sel ada anak
perempuan.
Pada
ending film, ayah Yesung dengan
pengorbanannya yang begitu mulia, perjuangannya sebagai seorang ayah, dan jiwa
kepahlawanannya demi melindungi anak perempuannya itu harus rela ditembak mati.
Ayah Yesung dihasut oleh pengacaranya sendiri dan tentunya oleh Tetua SEO bahwa
ia harus menerima hukuman mati jika Yesung mau selamat.
Sekitar
20 tahun kemudian, barulah kasus tersebut disidang ulang dan menyatakan bahwa
ayah Yesung tidak bersalah. Yesung dewasa yang diperankan oleh Park Shin Ye
memenangi putusan sidang tersebut. Ia menangis senang bahwa ayahnya terbukti
tidak melakukan perbuatan tidak senonoh seperti yang disangka orang-orang 20
tahun lalu. Pada suatu adegan, Yesung dewasa memeluk ayahnya dengan dekapan
cinta dan kerinduan. Dari scene
tersebut, penonton hendaknya dapat menangkap pesan yang begitu menyedihkan.
Dengan
demikian, pesan moral yang dapat dipetik bahwasanya seorang ayah adalah
pahlawan sejati bagi anak-anaknya. Ayah adalah seorang pekerja keras yang rela
berjuang mencari nafkah demi kualitas hidup anak-anaknya. Dari film Miracle in
Cell No. 7 inilah, kita dapat menyimpulkan bahwa kasih sayang seorang ayah tidak
jauh berbeda dengan kasih sayang seorang Ibu. Oleh karena itu, hendaknya kita
selalu dapat berbakti kepada orangtua kita.
Gilak cinta banget sama pilm ini😘
BalasHapusIya, Kak... film ini memang bagus banget! Mengharukan...
Hapus