Prediksi Real Madrid vs Liverpool di Final Liga Champions 2018

Babak final UEFA Champions League tahun ini akan mempertemukan dua klub raksasa Eropa, yakni Real Madrid perwakilan Spanyol dan Liverpool perwakilan Inggris. Laga akbar tersebut akan diselenggarakan di Stadion Olimpiyskiy, Kiev, Ukraina pada tanggal 27 Mei 2018. Banyak orang memprediksi bahwa final Liga Champions tahun ini akan berlangsung menarik dan banjir gol.
Real Madrid masih diunggulkan sebab Los Galacticos merupakan juara bertahan tahun lalu dan tahun sebelumnya. Sementara Liverpool tidak boleh dipandang sebelah mata karena The Reds disinyalir akan bermain menyerang (full attack) bersama trio andalan mereka, yaitu Trio Firmansah (Firmino, Mane, dan Salah).

Perjuangan Real Madrid dan Liverpool ke Final Liga Champions
Jika menilik ke belakang, kubu Real Madrid berhasil meraih posisi runner-up di babak penyisihan Grup H. Kemudian Los Blancos menang agregat 5-2 saat bersua Paris Saint-Germain di perempat final. Lalu Sergio Ramos cs berhasil menang agregat 4-3 melawan Juventus di perdelapan final. Terakhir, Si Putih kembali menang agregat 4-3 melawan klub raksasa Jerman, Bayern Munchen di semifinal.
Sedangkan kubu Liverpool berhasil meraih posisi pertama di babak penyisihan grup E. Kemudian The Reds menang agregat 5-0 saat berjumpa FC Porto di perempat final. Lalu Jordan Henderson cs berhasil menang agregat 5-1 melawan Manchester City di perdelapan final. Terakhir, Si Merah kembali menang agregat 7-6 saat melawan AS Roma di semifinal.

Kontroversi Wasit
Baik Real Madrid dan Liverpool, keduanya tidak terlepas dari kontroversi di laga-laga sebelumnya. Ketika Real Madrid berjumpa Juventus di babak 8 besar, Gianluigi Buffon dikartu merah akibat memprotes keras wasit Michael Oliver. Kejadian naas tersebut bermula ketika Mehdi Benatia melanggar Lucas Vazquez di kotak penalti.
Juventus yang dari tahun sebelumnya memang sudah menggebu untuk menjuarai Liga Champions demi Buffon, sontak berang sambil menghamburi wasit. Sesudah Buffon diusir keluar lapangan, terlihat dari rekaman video bahwa bek Juventus, Giorgio Chiellini memberi gestur sogokan pada Cristiano Ronaldo. Sontak, hal itu ramai diperbincangkan netizen dan banyak yang menduga bahwa Real Madrid ada main dengan UEFA.
Buffon protes keras ke wasit Michael Oliver. Sumber: en.as.com
Selanjutnya ketika Real Madrid berjumpa Bayern Munchen di babak 4 besar. Terlihat dari cuplikan pertandingan bahwa Marcelo kedapatan handball ketika ia menahan umpan crossing dari Joshua Kimmich. Kejadian tersebut banyak menimbulkan pro dan kontra di kalangan netizen. Banyak yang bilang Marcelo handball dan banyak juga yang menganggap Marcelo tidak handball karena tangannya tidak aktif. Berdasarkan dua kejadian di atas, Real Madrid dicap Uefadrid (klub kesayangan UEFA) oleh netizen.
Adapun Liverpool tidak terlepas dari kontroversi yang hampir sama dialami Real Madrid. Ketika The Reds bersua Serigala Roma di second leg babak 4 besar, terbukti dari tayangan ulang bahwa Trent Alexander-Arnold kedapatan handball saat ia menahan umpan lambung dari Stephan El Shaarawy di kotak penalti. Hal itu jelas menimbulkan pro dan kontra serta layak mendapat ganjaran penalti.
Kontroversi kedua adalah ketika Loris Karius melanggar Edin Dzeko di kotak penalti. Wasit Damir Skomina menganggap bahwa tangan Karius menahan bola dan tidak mengenai kaki Dzeko. Namun dilihat dari tayangan ulang, tangan Karius terbukti mengenai pergelangan kaki Dzeko. Jadi, pada pertandingan second leg antara Liverpool melawan AS Roma banyak yang menganggap bahwa seharusnya Liverpool diganjar hadiah dua penalti.

Perlukah Video Assistant Referee untuk Sepakbola?
Bahkan, Presiden Roma James Palotta sempat berang karena ia dan timnya merasa dirugikan. Ia meminta Liga Champions tahun depan untuk menggunakan teknologi VAR (Video Assistant Referee). Palotta menyatakan kekesalannya sambil berharap bahwa Liga Champions tahun depan tidak ada lagi tim yang dirugikan seperti AS Roma. Well he said, begitulah sepakbola selalu dipenuhi drama dan kejadian tak terduga.
Wasit sedang melihat tayangan ulang di VAR. Sumber: bola.com
Apakah kalian masih ingat ketika Inggris melawan Jerman di Piala Dunia 2010? Saat itu tendangan LDR Frank Lampard terbukti gol karena melewati garis gawang yang dijaga kiper Manuel Neuer. Akan tetapi, wasit tidak mengesahkannya dan kontan saja banyak orang yang kecewa (termasuk gua) karena jelas itu gol. Ya, mungkin mata wasit kelilipan sumpit mi ayam.
Berawal dari situlah, para peneliti atau petinggi UEFA berniat untuk menciptakan suatu solusi yang dapat meminimalisir kesalahan wasit. Maka, diciptakanlah teknologi terbarukan yaitu Video Assistant Referee atau yang biasa dikenal dengan sebutan VAR.
Menurut gua, dengan adanya teknologi VAR maka tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangan. Kelebihan VAR adalah teknologi tersebut canggih, detail, dan cukup membantu kinerja wasit di lapangan. Sedangkan kekurangan VAR adalah mengurangi esensi olahraga sepakbola itu sendiri dan cukup memakan waktu ketika sedang melihat tayangan ulang.
Bahkan pelatih Liverpool, Jurgen Klopp menyatakan bahwa teknologi VAR membuatnya merasa terganggu karena teknologi tersebut memakan waktu yang cukup lama. Simpulannya, VAR memang dibutuhkan selagi teknologi tersebut tidak menganggu jalannya pertandingan.

Head to Head Kedua Tim
Real Madrid dan Liverpool kemungkinan akan menurunkan formasi terbaik mereka, yaitu formasi 4-3-3. Formasi tersebut cukup sukses digunakan oleh kedua tim baik di liga lokal maupun di Liga Champions. Terlebih, formasi tersebut amat cocok dengan gaya bermain Liverpool yang mengandalkan Trio Firmansah yang mempunyai kecepatan di atas rata-rata.
Menurut gua, formasi 4-3-3 adalah formasi yang mengandalkan penguasaan lapangan dengan gaya bermain serangan balik (counter attack). Formasi tersebut hampir sama dengan formasi 3-4-3, namun formasi 4-3-3 lebih aman karena ada 4 bek. Sedangkan formasi 3-4-3 agak riskan karena hanya ada 3 bek. Tetapi, jika pemain sayap (fullback) dapat mengimbangi tempo permainan menyerang dan bertahan, maka formasi 3-4-3 sama bagusnya dengan formasi 4-3-3.
Prakiraan starting line up XI Real Madrid vs Liverpool di final Liga Champions. Gambar asli diambil dari goal.com
Secara keseluruhan komposisi pemain, jelas Los Blancos lebih superior ketimbang Liverpool. Rerata pemain Real Madrid adalah pemain bintang yang sudah berpengalaman di kompetisi Liga Champions. Sedangkan Liverpool pun dihuni banyak pemain bintang, namun tidak seterkenal atau tidak sepengalaman pemain Real Madrid. Tapi hal itu bukanlah masalah, sebab sebakbola bukan soal pemain bintang atau skill individu, melainkan kerjasama tim yang solid.
Pada kesempatan kali ini, gua akan mencoba untuk menganalisis sektor posisi yang akan dihadapi dari kedua tim, yakni sebagai berikut:
1. Pertahanan Liverpool vs Penyerang Real Madrid
Real Madrid diprediksi akan menggunakan tiga penyerang untuk mengobrak-abrik pertahanan Liverpool. Kalau dulu, lini depan Real Madrid terkenal akan sebutan BBC (Bale, Benzema, dan Cristiano), tapi sekarang lini serang mereka adalah BCA (Benzema, Cristiano, dan Asensio). Menurut gua, Trio BCA amat berbahaya, bahkan lebih berbahaya dari trio sebelumnya. Trio ini sering diandalkan oleh Zinedine Zidane dalam beberapa pertandingan Real Madrid sebelumnya. Alhasil, Trio BCA sama mengerikannya dengan Trio Firmansah.
Adapun Liverpool diprediksi tetap menggunakan 4 bek di laga final Liga Champions nanti. Sementara posisi penjaga gawang adalah Loris Karius yang mampu menyingkirkan Simon Mignolet untuk menjadi kiper nomor 1 Liverpool. Menurut gua, terkadang para bek dan kiper Liverpool punya kebiasaan melawak. Benar, kadang-kadang mereka itu lucu banget di atas lapangan. Saking lucunya, fans Liverpool (termasuk gua) sampai meradang.
Liverpool juga terkenal dengan sebutan Tim Robinhood, yaitu suka menang melawan tim-tim besar, tapi suka kalah melawan tim-tim semenjana. Bagaimana nggak baik coba? Liverpool suka sedekah poin ke tim-tim kecil. Akan tetapi, gua memprediksi bahwa di final nanti kemungkinan para bek dan kiper Liverpool akan mengurangi lawakannya. Mereka juga pasti berpikir bahwa penyerang yang akan dihadapi adalah sekelas Cristiano Ronaldo.
Kemudian untuk jalannya pertandingan final Liga Champions nanti, gua prediksi bahwa Ronaldo akan dijaga ketat oleh Alexander-Arnold, Dejan Lovren, dan satu gelandang Liverpool. Steven Gerrard pernah berkata bahwa Alexander-Arnold diyakini akan menjadi pemain bintang. Tapi gua nggak terlalu yakin dengan performa Alexander-Arnold, karena dia masih muda dan minim pengalaman. Sedangkan Lovren cukup bagus di sektor pertahanan, tapi terkadang dia suka nggak fokus dan kehilangan konsentrasi di menit-menit akhir laga.
Adapun Karim Benzema adalah sosok yang nggak terlalu mencolok atau diperhatikan, tapi perannya cukup krusial bagi Real Madrid. Buat gua, gaya main Benzema hampir mirip dengan gaya main Roberto Firmino. Mereka berdua adalah ujung tombak yang menipu atau dapat dikatakan sebagai false number 9.
Penyerang berkebangsaan Perancis itu diyakini akan dijaga ketat oleh bek jangkung asal Belanda, Virgil van Dijk. Bagi gua, Big Virgil adalah bek yang mainnya paling benar jika dibandingkan dengan Lordvren atau Klavan. Bek yang rambutnya dikuncir itu pun punya leadership yang bagus. Jadi nggak heran, van Dijk sering dimainkan sejak peluit dibunyikan.
Sementara itu, pemain didikan RCD Mallorca, Marco Asensio. Selain berwajah tampan nan rupawan, Asensio juga punya skill menawan yang terbilang bagus di usianya yang masih muda. Asensio pun mempunyai bakat yang cukup besar dalam mengolah si kulit bundar. Di samping itu, dia juga punya kemampuan freekick yang mumpuni. Spanyol mesti bangga bahwa mereka punya anak muda berbakat sehebat Asensio. Bahkan, gua berpendapat bahwa Asensio gaya mainnya lebih fleksibel daripada Gareth Bale.
Anak muda Spanyol itu diyakini akan dijaga oleh Andy Robertson. Robertson yang sosoknya baru populer tahun ini adalah mantan pemain Hull City. Sekitar tahun 2012 silam, bek berkebangsaan Skotlandia tersebut terbukti nggak punya uang alias bokek. Hal miris tersebut diketahui dari cuitannya di media sosial Twitter. Tapi, lihatlah Robertson sekarang, dia berhasil membawa Liverpool ke final Liga Champions. Ya, usaha memang tidak mengkhianati hasil.
Andy Robertson sempat bokek. Sumber: Twitter.com
Selanjutnya, Loris Karius diprediksi akan kembali dipercaya untuk mengisi pos penjaga gawang. Saat pertama kali didatangkan dari FSV Mainz 05, Karius sering kali bermain melawak dan sering blunder. Bagi penjawa gawang, sering melakukan kesalahan adalah pertanda suatu musibah. Tapi di beberapa match sebelumnya, Karius mulai bermain serius dan mengurangi lawakannya. But for me, Karius nggak cukup bagus ketika adu penalti. Skill membaca arah bolanya masih kurang. Pendapat gua, Simon Mignolet lebih cakap untuk urusan penalti.
Karius diyakini akan bermain serius dan berhati-hati. Sudah sepatutnya ia bermain benar karena para bek Liverpool punya penyakit menghibur. Sepatutnya pula Karius unjuk gigi karena ia berkebangsaan Jerman yang terkenal kiper-kiper asal Jerman pada bagus. Gua berpendapat bahwa tendangan Benzema dan Asensio bakal bisa dihadang Karius. Tapi untuk tendangan keras ala Ronaldo, Karius mesti banyak belajar dan latihan.

2. Gelandang Real Madrid vs Gelandang Liverpool
Tiga jenderal lapangan tengah bertarung dengan tiga jenderal lapangan tengah. Begitulah ungkapan yang tepat untuk laga final antara Real Madrid melawan Liverpool. Real Madrid diprediksi tetap memakai tiga gelandang andalan mereka, yaitu Casemiro, Toni Kroos, dan Luka Modric. Menurut gua, tiga gelandang tersebut punya ability yang bagus. Mereka bertiga dapat saling melengkapi satu sama lain.
Adapun Liverpool diyakini tetap akan memakai tiga gelandang favorit mereka, yang di antaranya terdiri dari Jordan Henderson, James Milner, dan Georginio Wijnaldum. Bagi gua, trio gelandang Liverpool kemampuannya tidak seistimewa trio gelandang Real Madrid. Akan tetapi, trio gelandang Si Merah punya stamina yang lebih oke daripada trio gelandang Si Putih. Dapat dikatakan, trio gelandang The Reds punya gaya main pengangkut air. Karena itu pulalah, gaya main The Kop cenderung gegenpressing.
Lalu untuk jalannya pertandingan nanti, gua prediksi bakal seru banget di sektor tengah ini. Mengapa demikian? Sebab, dari sektor inilah arus bola mengalir ke depan dan terciptanya gol. Masing-masing dari keenam pemain tersebut cenderung punya tugas yang sama dan gaya main yang sama pula. Hanya saja Real Madrid lebih terstruktur, sedangkan Liverpool lebih ingin mendominasi.
Casemiro diyakini akan menjalankan tugasnya dengan baik, yaitu mengintersepsi bola yang mengarah ke mulut gawang. Gua berpendapat, Casemiro mirip Mascherano ketika ia berseragam Liverpool. Casemiro dan Mascherano muda punya skill defensive yang bagus dan juga punya kemampuan mencetak gol yang baik.
Adapun skipper Liverpool, yaitu Jordan Henderson diprediksi akan menjadi sumber semangat para pemain The Reds. Gelandang berkebangsaan Inggris ini punya jiwa leadership yang bagus, punya skill umpan yang terukur, dan defensive ability yang baik pula. Menurut gua, Jordan Henderson dan Sergio Ramos punya kharisma di atas lapangan. Selain menjadi kapten, kedua pemain tersebut juga memiliki body balance yang kuat. Maka nggak heran, laga final nanti adalah laga bertemunya dua kapten hebat.
Luka Modric adalah gelandang lincah yang punya kemampuan layaknya legenda Italia, yakni Andrea Pirlo. Baik Modric dan Pirlo punya skill mengumpan di atas rata-rata. Bedanya, Modric lebih aktif sedangkan Pirlo cenderung pasif. Selain kemampuan mengoper yang bagus, Modric juga punya kemampuan shooting dan merebut bola yang baik pula. Maka, Modric diprediksi akan menjadi motor utama Real Madrid untuk menggempur Liverpool.
Sedangkan Gini Wijnaldum disinyalir akan berperan sebagai gelandang perebut bola. Wijnaldum punya skill dribble yang oke, gaya bermainnya cenderung tenang, dan ia pun punya kemampuan mencetak gol yang baik. Hanya saja, menurut gua pribadi, Gini kurang berani untuk melakukan shooting dari luar kotak penalti. Dalam beberapa match yang telah ia lakoni, Gini lebih sering mengoper bola meskipun ruang untuk shooting cukup lebar. Maka dari itu, Liverpool telah berhasil mengamankan jasa Naby Keita.
Gelandang berkebangsaan Jerman yang satu ini punya skill passing yang sangat efektif, terukur, dan terarah. Saking hebatnya, ia sukses mencatatkan operan sebesar 95% di beberapa koran olahraga yang gua baca. Hal itu menandakan bahwa operannya jarang diintersep oleh pemain lawan dan gaya mainnya cenderung main aman. Ya, gelandang hebat itu bernama Toni Kroos.
Toni Kroos berhasil didatangkan Real Madrid pada tahun 2014 dari Bayern Munchen. Sejak kedatangannya ke Santiago Bernabeu, Kroos menjelma menjadi pemain bintang sekaligus menjadi pemain kunci bagi kesebelasan Los Galacticos. Padahal, selama Kroos berseragam Bayern Munchen, dirinya jarang dipercaya bermain di menit awal. Malah, Kroos cenderung disepelekan di Tim Bavarian.
Gua pribadi agak kaget, ketika Real Madrid berhasil mendatangkan Kroos. Karena, Kroos bermain nggak terlalu mencolok layaknya pemain bintang lain. Malah, gaya main Kroos cenderung tenang, biasa saja, dan berhati-hati. Namun di balik kebiasaan itu, justru dari kakinyalah peluang-peluang Madrid berhasil tercipta.
Bahkan legenda Liverpool, Steven Gerrard di buku autobiografinya pernah membujuk Kroos untuk bersedia main di Anfield. Tapi, Kroos menolak secara halus karena ia ingin bergabung ke klub besar yang memiliki kans meraih trofi bergengsi. Tak lama kemudian, Real Madrid memperkenalkan Toni Kroos di hadapan publik. Mulai dari situlah, mimpi Kroos untuk meraih banyak trofi menjadi kenyataan.
Sementara itu, gelandang gaek Timnas Inggris yaitu James Milner diprediksi bakal bolak-balik membantu menyerang sekaligus membantu bertahan Liverpool. Mantan pemain Aston Villa tersebut punya tenaga kuda yang luar biasa di usianya yang telah menginjak 32 tahun. Milner diyakini akan terus berlari dan berlari menguasai lapangan tengah.
Akan tetapi, pemain yang dijuluki Boring James Milner tersebut punya kemampuan melawak yang hampir setara dengan lawakan Lordvren. Hal itu bisa dilihat ketika Liverpool berjumpa AS Roma di semifinal kemarin. Pada first leg, awal mula terjadinya AS Roma mendapat hadiah penalti adalah karena tangan Milner mengenai bola hasil tendangan Radja Nainggolan.
Pun pada second leg, Milner mencatatkan gol bunuh diri yang terbilang mengherankan. Hal itu bermula ketika Lordvren menyapu bola, tapi bola sapuan Lordvren malah mengenai kepala Milner, dan terjadilah own goal yang sangat berkelas. Dengan demikian, semoga Lordvren dan Milner dapat bermain disiplin di laga akbar nanti.

3. Pertahanan Real Madrid vs Penyerang Liverpool
Real Madrid diprediksi akan tetap menggunakan empat bek saat berhadapan dengan Liverpool di laga final nanti. Defensive line yang akan dipimpin Sergio Ramos tersebut terdiri dari Marcelo, Raphael Varane, dan Lucas Vazquez atau Nacho yang menggantikan posisi Daniel Carvajal yang absen karena cedera. Jika dibandingkan dengan barisan pertahanan Liverpool, barisan pertahanan Real Madrid jauh lebih baik.
Adapun lini penyerang Liverpool diyakini akan tetap mengandalkan Trio Firmansah, yaitu Roberto Firmino, Sadio Mane, dan Mohamed Salah. Trio ini punya kecepatan, akselerasi, dan kemampuan serangan balik yang super mengerikan. Selain speed mereka yang oke punya, Trio Firmansah juga punya kemampuan finishing yang bagus pula. Oleh karena itu, baik lini bertahan Real Madrid dan lini serang Liverpool akan saling menguji satu sama lain pada laga final Liga Champions tahun ini.
Selanjutnya untuk jalannya pertandingan nanti, gua meyakini bahwa akan terjadi drama yang lumrah terjadi dalam pertandingan sepakbola. Gua juga menebak bahwa akan terjadi banyak pelanggaran, mengingat tiga penyerang Liverpool punya dribble yang bagus. Hal itu tentu akan membuat pemain bertahan Real Madrid panik dan ketar-ketir, sehingga terjadi sapuan tekel krusial atau malah tekel yang bisa bikin sial.
Pada pertandingan final Liga Champions nanti, Mohamed Salah adalah nama yang sering disebut, diharapkan banyak orang untuk menjadi pembeda, dan yang paling banyak disorot oleh kameraman. Betul, sejak kedatangannya dari AS Roma di musim panas lalu, Salah telah menjadi idola baru The Kopites maupun fans klub lain. Nama Mohamed Salah seakan menggema ke seluruh penjuru dunia berkat kemampuannya yang luar biasa.
Di samping kemampuan mengolah kulit bundar yang ciamik, Mo Salah pun punya akhlak yang baik pula. Selayaknya ciri-ciri orang Muslim, Mo Salah punya kepribadian yang humble, sederhana, dan dermawan. Bahkan, banyak netizen yang mengatakan bahwa Salah telah berdakwah lewat olahraga sepakbola. Malah, negara Inggris dan Liverpool kini telah dilanda Mo Salah effect. Maka tidak heran, Mo Salah adalah satu megabintang baru yang dicintai banyak penggemar sepakbola dan digadang-gadang akan menjadi The Next Lionel Messi.
Mo Salah disinyalir akan mendapat penjagaan ekstra ketat dari Marcelo dan Sergio Ramos. Mengingat gaya main Salah sama percis dengan gaya main Lionel Messi. Keduanya sama-sama bertubuh mungil, pintar men-dribble bola, dan punya skill finishing yang oke.
Karena Marcelo dan Sergio Ramos telah berpengalaman dalam berjibaku dengan Messi di laga El Clasico, maka gua memprediksi bahwa mereka berdua akan sanggup meredam Salah. Kecuali, jika Mo Salah dapat bermain anti mainstream dan pintar mencari peluang, maka kemungkinan dia bisa menjadi aktor penentu kemenangan.
Adapun Roberto Firmino diprediksi akan menjalankan perannya dengan baik, yaitu menjadi false number 9. Menurut gua, Firmino punya potensi untuk menjadi pemain bintang sekaliber Robert Lewandowski dan Thomas Muller. Gaya main Firmino adalah perpaduan di antara keduanya (Lewa dan Muller).
Firmino punya shooting dan finisihing yang terbilang bagus. Dia hanya perlu banyak belajar, banyak latihan, dan banyak jam terbang. Firmino pun punya skill mencari ruang yang cerdas layaknya Muller di Bayern Munchen. Bahkan, Gini Wijnaldum memuji Firmino bahwa dia selalu muncul di tempat yang tak terduga. Pernyataan Gini itu, gua amini bahwa Firmino memang punya bakat untuk menjadi striker pintar. Pergerakannya sulit ditebak dan seakan dia ada di segala posisi.
Disinyalir Firmino akan dijaga ekstra ketat oleh Raphael Varane. Bek jangkung asal Perancis tersebut punya heading, tekel, dan posisi yang bagus. Buat gua, Varane adalah tipe bek yang berdisiplin tinggi. Jika Sergio Ramos adalah tipe bek yang ofensif, maka Varane adalah bek yang cenderung defensif. Jika dilihat dari gaya mainnya, Varane adalah bek yang sangat patuh di barisan pertahanan. Karena itu, gua memprediksi bahwa benteng Real Madrid akan sulit ditembus.
Adapun penyerang Senegal, Sadio Mane akan mengeluarkan jurus andalannya yakni berlari sekencang mungkin lalu menendang bola dengan keras ke arah gawang tim lawan. Mane dan Salah disinyalir akan menjadi momok yang amat menakutkan bagi pertahanan Real Madrid, utamanya fullback. Buat gua, Mane sama bagusnya dengan Salah. Hanya saja, Mane cenderung lebih ambisius dan sembrono.
Mane diyakini akan dijegal oleh Lucas Vazquez yang mengisi posisi fullback yang ditinggal Carvajal. Lucas merupakan pemain asli didikan La Fabrica Real Madrid. Posisi asli Lucas adalah winger atau penyerang sayap. Namun pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane menaruhnya di posisi fullback karena ia meyakini bahwa Lucas cukup bagus dalam hal bertahan.
Bagi gua, Lucas sebelas dua belas dengan Asensio. Gaya main kedua pemain tersebut hampir sama, yakni menguasai sektor sayap. Hanya saja, Lucas dipandang lebih baik saat bertahan maupun menyerang. Pada pertandingan second leg melawan Bayern Munchen pun, kinerja Lucas cukup bagus dan disiplin. Dengan demikian, barisan penyerang Liverpool dan barisan pertahanan Real Madrid akan bertarung secara sengit.

Kekuatan dan Kelemahan Kedua Tim
Gua berpendapat bahwa semua tim (timnas dan klub) sepakbola di dunia tidak ada yang sempurna, pasti mempunyai kekuatan dan kelemahan tersendiri. Begitu pun Real Madrid dan Liverpool, keduanya punya senjata dan titik lemah. Sebagus-bagusnya Real Madrid pasti terdapat titik lemah yang mampu dianalisis tim lawan. Begitu juga semengerikannya Trio Firmansah, pasti ada cara untuk menghentikan mereka.
Menurut gua, Real Madrid mempunyai banyak kekuatan yang merata. Mereka punya pelatih hebat seperti Zidane, memiliki banyak pemain bintang yang telah berpengalaman di kompetisi Liga Champions, visi permainan yang rapi nan solid, dan memiliki mental juara. Hampir di setiap sektor lapangan, Real Madrid punya satu atau dua tiga pemain bintang.
Keylor Navas bisa dibilang punya kualitas refleks yang baik. Terbukti ketika melawan Bayern Munchen di semifinal, Navas berhasil menyelamatkan banyak peluang Tim Bavarian. Sergio Ramos punya ability bertahan yang baik, heading yang akurat, tekel yang keras, dan pintar memprovokasi lawan. Menurut gua, Sergio Ramos adalah tipikal pemain yang agak licik.
Marcelo dapat dikatakan sebagai fullback terbaik dunia saat ini. Kemampuan bertahan dan menyerang yang dimiliki Marcelo sama bagusnya. Marcelo pintar membuat crossing yang akurat, lihai dalam menggocek, dan shooting yang lumayan bagus. Marcelo sering kali masuk ke kotak penalti lawan dan membuat kepanikan bagi mereka. Selain itu, skill one-two dirinya dengan Ronaldo pun cukup berbahaya.
Ronaldo adalah pemain super megabintang yang sudah menjadi jajaran legenda bagi Real Madrid. Penyerang berkebangsaan Portugal tersebut adalah aktor utama di kubu Real Madrid. Bisa dibilang, CR7 adalah tipe pemain yang super komplet. Ronaldo punya ability, kharisma, leadership, dan ketenangan yang luar biasa. Maka tidak heran, Ronaldo adalah sumber kekuatan yang dimiliki Los Galacticos.
Benzema adalah salah satu pemain senior yang dimiliki Real Madrid saat ini. Mantan pemain Olympique Lyonnais tersebut punya insting atau naluri striker yang berbahaya. Benz memang terlihat pasif, cenderung loyo, dan pergerakannya tidak terlalu mencolok. Akan tetapi, semua itu hanyalah kamuflase dari dirinya. Jika sudah mendapat bola, Benzema bisa berubah menjadi seorang predator yang buas.
Saat ini, sulit menemukan kekurangan atau kelemahan Real Madrid. Hampir di setiap sisi, Si Putih punya sedikit kelemahan. Gua berpikiran, kelemahan Real Madrid adalah di kedua fullback. Marcelo sering maju ke depan untuk membantu serangan Real Madrid. Bahkan tidak jarang, bek berambut kribo tersebut suka telat kembali ke posisinya. Hal ini tentu menjadi sasaran empuk Trio Firmansah, terutama bagi Mo Salah yang hobi counter attack. Andai Marcelo keasyikan maju ke depan, bukan tidak mungkin Mo Salah cs akan semakin merajalela.
Adapun posisi right back yang ditinggalkan Carvajal pun menjadi titik kelemahan Real Madrid. Dalam beberapa match terakhir, posisi tersebut sering diisi oleh Nacho. Namun pada pertandingan semifinal kemarin, posisi itu diisi oleh Lucas Vazquez. Antara Nacho dan Lucas, gua pribadi lebih suka Lucas. Lucas lebih gesit, cekatan, dan lumayan bagus dalam bertahan. Selain itu, Lucas juga sering kali merangsek ke depan. Baik Lucas dan Marcelo punya hobi maju ke area pertahanan tim lawan. Karena itulah, gua prediksi kedua posisi tersebut sering kosong. Terkecuali, kedua pemain tersebut bisa main disiplin.
Skuad Real Madrid dan Skuad Liverpool
Sumber utama kekuatan Liverpool menurut gua terletak di Trio Firmansah. Trio yang kecepatan larinya kayak maling sandal tersebut punya akselerasi dan speed yang sudah tidak diragukan lagi. Jika barisan pertahanan Real Madrid sering maju ke depan dan serta-merta meninggalkan ruang kosong, maka di situlah terjadi bencana besar. Sekalipun di barisan belakang Real Madrid terdapat tiga orang (one by one menghadapi Trio Firmansah), maka hal itu akan sulit untuk membendung serangan Trio Liverpool.
Trio yang mampu menyaingi raihan gol Trio BBC tersebut adalah senjata utama milik Liverpool. Mereka bertiga layaknya ujung tombak beracun yang siap melumpuhkan semua sasaran. Walaupun Trio Firmansah adalah sumber kekuatan Si Merah, tapi bukan berarti pemain lain tidak bagus. Pemain Liverpool lain sama bagusnya, tapi tidak separah Trio Firmansah.
Selain Trio Firmansah, kekuatan Liverpool lainnya ada di dalam diri seorang Virgil van Dijk. Entah mengapa, gua berasumsi bahwa bek jangkung tersebut punya kelebihan di antara bek Liverpool lain. Selain itu, Virgil punya faktor pembeda layaknya Sergio Ramos dari Real Madrid. Badan tinggi menjulang, body balance mumpuni, dan heading yang cakap adalah kriteria seorang bek yang suka menyekor di menit-menit akhir.
Adapun kelemahan Liverpool yang sering terjadi human error adalah di area bek dan kiper. Saking bobroknya pertahanan Liverpool, netizen di seluruh dunia sepakat bahwa andai Liverpool sebuah mobil, maka barisan penyerang adalah mobil sport, sektor gelandang yakni mobil keluarga, dan area belakang adalah mobil bekas.
Liverpool diibaratkan sebuah mobil. Sumber: reddit.com
Menurut gua, titik terlemah atau sering kali terjadi blunder adalah di posisi Alexander-Arnold dan Lordvren. Gua sebagai The Kopites, acap kali sport jantung kalau pemain lawan sudah berhasil masuk ke area right back dan centre back tersebut. Awalnya, posisi fullback itu diemban Nathaniel Clyne. Tapi hingga sekarang, Clyne masih belum menemukan ritme permainan yang tepat karena habis cedera. Terkadang, Klopp suka memasang Andre Gomez di posisi tersebut. Tapi sayang, Gomez mainnya nggak terlalu konsisten. Bahkan banyak kesalahan yang disebabkan olehnya.
Adapun posisi centre back, posisi krusial tersebut selain diisi Lordvren, diemban juga oleh Ragnar Klavan. Kedua bek lawak tersebut sering kali bermain inkosisten, melucu, dan indisipliner. Jujur, gua sebagai penggemar The Reds sejak tahun 2005 menginginkan bahwa salah satu dari kedua bek itu lebih baik dijual atau dilepas. Bagi klub sebesar Liverpool, akan merasa dirugikan jika dihuni oleh pemain-pemain lawak seperti Lordvren dan Lord Klavan.
Di samping sektor right back dan centre back, gua berasumsi bahwa titik lemah lain ialah terdapat di left back yang diemban Andy Robertson. Sejauh ini, kinerja Robertson jauh lebih baik ketimbang Alberto Moreno. Robertson mampu menyerang dan bertahan secara disiplin, rapi, dan aman. Sedangkan Moreno jiwa menyerangnya lebih yahud daripada skill bertahannya. Alhasil, Moreno suka keteteran sehingga meninggalkan ruang terbuka yang cukup lebar.
Masalahnya, Robertson tidak cukup bagus dalam melakukan heading (sundulan). Seandainya nanti Real Madrid melakukan crossing ke arah Robbo, gua sedikit meragukan bahwa ia dapat menyapu bola dengan kepalanya. Terlebih jika yang dituju adalah pemain serba bisa macam Gareth Bale, tentu hal itu akan menjadi momok atau sasaran empuk bagi Ronaldo cs.
Di samping para bek Liverpool, satu titik kelemahan Liverpool lain adalah di posisi penjaga gawang. Bagi gua, kemampuan yang dimiliki Karius dan Mignolet sebelas dua belas, yakni nggak beda jauh. Karius bagus dalam menyapu dan mendistribusikan bola, sedangkan Migs andal dalam melakukan adu penalti. Jika mereka berdua dibandingkan dengan kiper sekelas Neuer, Oblak, atau De Gea, maka kemampuan Karius dan Migs masih terbilang biasa saja.

Cara Meredam Permainan Real Madrid
Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa setiap tim di dunia ini tidak ada yang sempurna dan tidak ada yang tidak bisa dikalahkan. Termasuk, tim hebat seperti Real Madrid yang dihuni banyak pemain bintang. Sebab, pemain sepakbola adalah manusia juga yang mempunyai kelebihan dan kelemahan.
Menurut gua, cara paling efektif untuk meredam permainan Real Madrid adalah dengan cara menekan para gelandang mereka. Karena, semua serangan dan kesempatan yang tercipta bermula dari lini tengah Real Madrid. Casemiro, Modric, dan Kroos punya passing lurus yang efektif. Terlebih, Modric dan Kroos adalah tipikal pemain yang suka bikin assist dan pintar mencari peluang. Mereka biasa mengumpan bola ke arah depan, utamanya ke Ronaldo.
Trio gelandang Real Madrid. Sumber: footballvision on youtube
Jika menilik head to head antara gelandang Real Madrid dan gelandang Liverpool, gua prediksi lini tengah The Reds bakal mengacaukan lini tengah Si Putih dengan cara pressing ketat. Bagi gua, akan sangat berbahaya jika trio gelandang Real Madrid dibiarkan begitu saja. Karena, lini tengah Los Galacticos sudah terbukti bahwa mereka pintar membuat kreasi, mencari ruang, dan mencari peluang.
Selain lini tengah Real Madrid, satu pemain yang harus dijaga ketat oleh para pemain Liverpool adalah megabintang Cristiano Ronaldo. Ronaldo punya skill luar biasa ketika ia sudah mendapatkan bola. Gua nggak yakin, Liverpool bisa menghadang Ronaldo kalau klub asal Merseyside itu hanya mengandalkan satu pemain man marking. Khusus untuk Ronaldo, minimal membutuhkan 2 pemain untuk menjaganya. Dengan begitu, maka ruang pergerakan CR7 dapat diminimalisir hingga ia tidak bisa menciptakan gol atau assist.
Akan tetapi jika para pemain Liverpool hanya fokus ke Ronaldo saja, maka bukan tidak mungkin hal itu dapat menciptakan ruang yang sangat kosong di bagian lain. Ruang kosong yang tercipta itu bisa di posisi Benzema, Asensio, atau bahkan di tengah-tengah yaitu posisi Kroos dan Modric. Kalau di antara salah satu pemain Real Madrid tersebut mendapat bola dari Ronaldo yang sedang dikepung, maka tentu hal itu bencana buat Karius.

Cara Meredam Permainan Liverpool
Adapun cara terbaik untuk meredam Liverpool adalah dengan cara menjaga ketat Mo Salah atau Trio Firmansah. Kalian tahu ketika Liverpool tumbang 2-1 oleh Manchester United dan kalah 1-0 ketika melawan Chelsea minggu lalu? Ya, kedua klub tersebut berhasil mempercundangi The Reds adalah karena mereka berhasil mengantongi Mo Salah.
Contoh, ketika Ashley Young menjaga ketat Mo Salah. Banyak pandit sepakbola yang menyatakan bahwa Mo Salah seperti tidak ada dalam pertandingan bergengsi itu. Adapun Young yang dipuji habis-habisan karena dirinya berhasil meredam pergerakan Mo Salah. Contoh kedua, ketika Ander Herrera berhasil mengantongi Eden Hazard kala itu. Ke mana pun Hazard bergerak, Herrera selalu mengikutinya. Alhasil, permainan Chelsea jadi stuck.
Trio Firmansah Liverpool. Sumber: pojoksatu.id
Kemudian, saat Si Biru menjamu Si Merah pekan lalu. Antonio Rudiger dengan cakap berhasil mengantongi Mo Salah. Bahkan di pertandingan itu, pergerakan Mo Salah seakan mati tak berdaya. Ditambah pula dengan permainan apik N’golo Kante yang membuat gua berdecak kagum. Kante mainnya sungguh edan, setiap bola yang mengalir ke depan selalu diintersep olehnya. Menurut gua, tipikal pemain seperti Kante amat dibutuhkan di setiap tim. Beruntung Chelsea punya Kante yang punya skill unik.
Dengan demikian, kalau Real Madrid mau hattrick menjuarai Liga Champions, maka hal penting yang perlu dilakukan adalah mematikan pergerakan lini serang Liverpool. Jika Real Madrid berhasil melakukan cara itu, niscaya permainan Liverpool akan buntu. Terlebih, Liverpool minim gelandang yang hobi shooting dari luar kotak penalti. Tipe pemain seperti itu ialah Oxlade-Chamberlain, tapi sayangnya Chambo sedang cedera.

Penutup
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pertandingan final Liga Champions antara Real Madrid melawan Liverpool di Stadion Olimpiyskiy, Kiev, Ukraina nanti diprediksi akan seru, penuh intens, memacu adrenalin, sedikit drama, dan euforia yang amazing. Ditambah, pembukaan laga final nanti akan dihadiri oleh penyanyi Dua Lipa. Layaknya final pada lazimnya, final Liga Champions tahun ini tentu akan menarik dan mengundang banyak perhatian dunia.
Adapun untuk siapa yang akan keluar sebagai juara, jujur itu agak sulit ditebak. Sebagai The Kopites, gua mendukung penuh Liverpool untuk dapat meraih si kuping lebar. Mungkin fans klub lain di seluruh dunia mendukung Liverpool juga. Karena banyak netizen yang merasa bosan jika Real Madrid yang keluar sebagai juara.
Si Kuping Lebar Liga Champions. Sumber: lavanguardia.com
Ada kemungkinan, kubu Liverpool didukung Cules (fans Barcelona) dan Real Madrid banyak mendapat dukungan dari Red Army (fans Manchester United). Maka, tanggal 27 Mei nanti adalah pertarungan dua klub besar dan pertarungan 4 fanbase besar.
Gua memprediksi baik Real Madrid dan Liverpool punya kans juara yang sama besar. Namun, menurut gua ada dua kemungkinan yang dapat terjadi di laga akbar nanti, yaitu menang tipis atau malah menang besar. Itu semua tergantung dari bagaimana cara kedua tim tersebut bisa memaksimalkan strategi dan meminimalisir kesalahan.
Terakhir, gua menebak bahwa skor akhir dari pertarungan antara Real Madrid melawan Liverpool adalah: 2-1 atau malah 4-1. Siapa yang menang? Menurut gua bisa keduanya. We will see! #YNWA

Komentar

  1. Silakan Kunjungi Artikel Hasil Bola

    Hasil Pertandingan Argentina vs Kolombia 16 Juni 2019
    Hasil Pertandingan Paraguay vs Qatar 17 Juni 2019
    Hasil Pertandingan Uruguay vs Ecuador 17 Juni 2019

    Dan dapat Hubungi Kontak Kami +62-8122-222-995

    BalasHapus

Posting Komentar

Ditunggu komentarnya...