Inilah 7 Pertanyaan Ngeselin yang Bawaannya Pengen Nampol

Bismillah….
Sudah tidak asing lagi bahwa manusia hidup memerlukan pertanyaan untuk mendapatkan jawaban atau balasan dari pertanyaan tersebut. Alangkah mengerikannya, jika manusia tidak memerlukan pertanyaan di dalam kehidupannya. Jika hal itu terjadi, berarti semua manusia sudah pada pintar, sempurna, dan mungkin itu tanda-tanda menjelang Hari Akhir.
Kita patut bersyukur kepada-Nya, karena kita dilahirkan untuk tidak tahu apa-apa, polos, dan terkesan bodoh. Sebab itu pula, kita memerlukan pertanyaan dan bertanya kepada para ahli dalam bidang tertentu. Tidak dapat dibayangkan, jika kita hanya terus menjawab tanpa adanya pertanyaan yang ditanyakan. Mungkin, hanyalah orang stres yang melakukannya.
Selain esensi pertanyaan di atas, banyak dari kita yang sering melontarkan pertanyaan yang agak menohok kepada lawan bicara kita. Pertanyaan menohok tersebut ada yang terlontar secara tidak sengaja maupun secara sengaja. Bagi pertanyaan menohok yang secara tidak sengaja, mungkin pertanyaan yang diajukan tidak ada maksud atau tujuan apapun kepada lawan bicaranya. Hal itu murni karena ingin bertanya dan karena rasa penasaran.
Ilustrasi pertanyaan yang bikin ngeselin. Sumber: wikihow.org.uk
Akan tetapi bagi pertanyaan menohok yang secara sengaja, disinyalir pertanyaan yang diajukan bertujuan untuk menyombongkan diri, meremehkan, mengganggu, dan memperkerdil lawan bicaranya. Jadi, maksud pertanyaan seperti inilah yang rasanya pengin ditampol oleh lawan bicara atau penerima pertanyaan.
Karena itu, pada kesempatan kali ini gue ingin menyampaikan pengalaman dan unek-unek gue mengenai pertanyaan-pertanyaan menyebalkan yang mungkin pernah kamu terima atau pernah kamu dengar dari teman, sahabat, pacar, atau sanak keluargamu. Dengan demikian, inilah 7 pertanyaan ngeselin yang bawaannya pengin ditampol. Cekicrot!
1. Kapan Nikah?
Poin pertama ini sering kali dilontarkan dan ditujukan kepada kaum jomlo ngenes, jomlo nelangsa, jomlo abadi, jomlo tulen, dan jomlo paten. Pertanyaan menohok ini merupakan salah satu pertanyaan yang paling dihindari bagi sebagian orang, utamanya kaum jomlo. Pertanyaan ini sering kita dengar dari curhatan teman atau malah kita pun pernah mendapatkan pertanyaan seperti ini.
Menurut gue, pertanyaan kapan nikah merupakan pertanyaan paling klasik yang sering terdengar dan terucap dari mulut sanak famili atau saudara-saudara kita. Biasanya, pertanyaan kampret ini sering terlontar di acara-acara keluarga seperti pernikahan, khitanan, syukuran, lebaran, dan acara keluarga lainnya.
Jadi kamu kapan nikah? Sumber: miignon.com
Gue pribadi alhamdulillah, belum pernah ditanyai kapan nikah oleh siapa pun. Mungkin karena gue masih tergolong muda, labil, dan kekanak-kanakan. Alhasil, sanak famili nggak ada niatan untuk bertanya pertanyaan klasik ini kepada gue.
Lumrahnya, pertanyaan kapan menikah acap kali ditujukan untuk perempuan yang masih lajang. Tidak terkecuali, lelaki pun akan mendapatkan pertanyaan legend ini jika telah berusia matang dan mampu untuk menikah. Karena pada hakikatnya, menikah adalah sunah Rasulullah SAW.

2. Kapan Lulus?
Momen kelulusan seperti wisuda merupakan salah satu momen sakral yang terjadi pada kehidupan sebagian manusia di samping pernikahan. Acara atau momen seperti ini amatlah ditunggu-tunggu bagi seseorang yang sedang menempuh jenjang akademik; misalnya sekolah dan kuliah.
Akan tetapi jika seseorang tersebut lamban dalam menyelesaikan studinya, maka dapat dipastkan ia mendapat pertanyaan kapan lulus. Pertanyaan seperti ini sering ditujukan kepada mahasiswa tingkat akhir atau bahkan mahasiswa abadi. Pertanyaan kapan lulus sering kali dilontarkan oleh orangtua kepada anaknya dan atau bahkan dari mahasiswa yang sudah lulus kepada mahasiswa yang belum lulus.
Jangan tanya kapan lulus, nanti dihunus lho. Sumber: me.me
Gue sebagai mahasiswa senior, juga pernah mendapat pertanyaan kapan lulus dari sanak famili. Jujur, yang gue rasakan setelah ditanyai seperti itu agak malu juga. Mengingat, gue kuliah sudah lebih dari batas waktu yang ditentukan. Akan tetapi alhamdulillah, gue sekarang sudah memasuki tahap skripsi dan nggak ada hutang mata kuliah. Jadi, Insya Allah gue dapat menjawab pertanyaan seperti ini dengan jawaban: secepatnya!
Pertanyaan kapan lulus sering dijumpai di acara keluarga dan di beberapa perkumpulan, seperti tempat tongkrongan, grup perpesanan, grup media sosial, warung kopi, dan tempat bebas lainnya. Pertanyaan ini tergolong sangat menohok bagi seseorang atau mahasiswa yang sisa satuan kredit semesternya masih banyak. Bagi mereka, pertanyaan seperti ini tak ubahnya kalimat: Mas, aku hamil! Kamu harus tanggung jawab!

3. Belum Kerja?
Poin ketiga ini tidak jauh berbeda dengan poin kedua di atas. Hanya saja, pertanyaan belum kerja ditujukan kepada sarjana pengangguran atau ditujukan kepada mahasiswa yang telah lulus. Biasanya, pertanyaan belum kerja sering dilontarkan oleh paman, bibi, uwa, dan atau kakek-nenek.
Lazimnya, pertanyaan ini mulai gencar ketika seseorang sudah menganggur lebih dari tiga bulan. Jika seseorang menganggur kurang dari tiga bulan, maka ia masih tergolong aman dari gangguan semacam ini. Tapi, jika ia telah menganggur lebih dari satu dasawarsa, maka kemungkinan ia kemasukan roh jahat dan harus segera di-ruqyah.
Lapangan pekerjaan cukup sulit di zaman now. Sumber: farodiroma.it
Gue pribadi sering ditanyai pertanyaan belum kerja oleh banyak orang yang berjumpa dengan gue. Pertanyaan seperti ini adalah pertanyaan kedua, setelah gue ditanyai tempat asal oleh mereka. Karena gue belum kerja dan bahkan belum lulus, maka gue jawab jujur dengan jawaban: saya masih kuliah semester awal.
Berdasarkan pengalaman gue selama ini, pertanyaan belum kerja terlontar secara tidak terlalu spesifik dalam acara atau momen tertentu. Pertanyaan ini dapat keluar secara tiba-tiba, spontan, atau sekaligus pada ruang dan waktu yang bebas. Jadi, pertanyaan belum kerja dapat dijumpai di manapun kamu berada.

4. Belum Punya Momongan?
Pertanyaan yang terdengar simpel ini dapat menjadi pertanyaan super ngeselin bagi para pasutri (pasangan suami-istri) yang belum dikaruniai anak atau momongan. Pertanyaan belum punya momongan pun dapat berubah menjadi pertanyaan super menohok bagi seseorang yang memang terbukti mandul (nggak bisa punya keturunan).
Pertanyaan ini lazim dijumpai di dalam kehidupan berumah tangga. Pertanyaan seperti ini acap kali keluar dari mulut mertua atau mulut tetangga yang agak rese. Kenapa rese? Sebab, mereka sempat-sempatnya mengurus kehidupan atau aktivitas seks orang lain.
Buat gue hal itu rese; karena perihal jodoh, takdir, maut, dan momongan adalah urusan-Nya. Jadi, kita sebagai manusia diusahakan untuk jangan terlalu rese dan jangan terlalu kepo terhadap kehidupan orang lain.
Kamu belum punya momongan? Perbanyak olahraga malam yaa. Sumber: lifestyle.okezone.com
Karena gue belum menikah dan bahkan pacar pun nggak punya, jadi gue belum pernah mendapat pertanyaan seperti ini. Tetapi gue sering mendengar atau menguping dari pasangan suami-istri muda yang terkadang suka mengeluh bahwa mereka belum juga mendapatkan momongan. Well, saran gue problem tersebut dapat diatasi dengan banyak berdoa dan banyak olahraga malam.
Pertanyaan belum punya momongan sering kali keluar di acara keluarga seperti arisan, lebaran, reunian, dan perkumpulan tertentu. Selain itu, pertanyaan ini pun tidak jarang terlontar di tempat yang lebih bebas, misalnya di teras rumah, kumpulan ibu-ibu gosip saat berbelanja di tukang sayur, acara pengajian ibu-ibu, dan tempat tertentu lainnya.

5. Belum Punya Rumah?
Pertanyaan simpel yang terdengar sinis nan bengis ini biasanya keluar dari mulut pedas orang-orang yang berkecukupan. Pertanyaan yang terkesan merendahkan orang lain tersebut lazim ditujukan kepada orang-orang yang serba kekurangan. Poin kelima ini menggambarkan suatu kesenjangan sosial yang sering terjadi pada dewasa ini.
Pertanyaan belum punya rumah acap kali terdengar ketika seorang teman berkunjung ke salah satu tempat tinggal temannya. Menurut gue, maksud atau makna dari pertanyaan belum punya rumah adalah seseorang ingin terlihat atau ingin dianggap konglomerat oleh temannya tersebut. Simpulannya, ia pengin dipuji dan diakui atas apa yang ia punya.
Rumah adalah satu aspek penting dalam kehidupan manusia. Sumber: trenlis.co
Karena gue belum berumah tangga, maka gue pribadi belum pernah ditanyai pertanyaan seperti ini oleh siapa pun. Tapi, gue meyakini bahwa pasangan suami-istri yang baru berumah tangga, pasti pernah mendapat pertanyaan negatif kayak begini dari teman, sahabat, saudara, mertua, atau bahkan tetangga mereka.
Pertanyaan yang terkesan nyelekit ini biasa terjadi di ruang tamu, yakni ketika seorang teman sedang berkunjung ke tempat tinggal temannya dan tiba-tiba bertanya perihal rumah. Selain di ruang tamu, pertanyaan belum punya rumah sering terjadi di acara reunian. Faktanya, acara reunian memang terkadang dijadikan ajang pamer dan berbangga diri.
Maka, gue menyarankan kamu untuk membeli kastil. Jadi jika temanmu bertanya perihal rumah, kamu nggak bakal minder lagi.

6. Kapan Putus?
Poin keenam ini adalah poin paling kurang ajar dibandingkan dengan kelima poin di atas. Bagaimana tidak, andaikata kamu tengah menjalin hubungan dengan seseorang, lalu tiba-tiba temanmu atau mantanmu bertanya: Eh, lo kapan putus sama dia? Gue yakin, pasti kamu bakal gondok, marah, kesal, dan bawaannya pengin nampol.
Pertanyaan kapan putus dapat berubah menjadi pertanyaan kapan cerai jikalau ditujukan untuk pasangan suami-istri. Perubahan pertanyaan tersebut justru malah terdengar lebih biadab dan tidak bermoral. Dapat kamu bayangkan, jika kamu baru menikah sebulan dua bulan, lalu tetiba mantan pacarmu atau tetanggamu bertanya: Jadi, kalian kapan cerai? Gue yakin banget, pasti kamu akan langsung menghajarnya dan melaporkannya ke polisi.
Hubungan percintaan itu kayak kesabaran, yaitu jangan sampai putus. Sumber: sivilsayfalar.org
Seumur-umur, puji syukur gue belum pernah mendapat pertanyaan seperti ini. Kalau pun gue ditanyai kapan putus, mungkin gue akan mengajak berantem orang tersebut di lapangan. Namun, bukan berarti semua orang belum pernah mendapat pertanyaan seperti ini. Bisa jadi, bagi sebagian orang pernah ditanyai kapan putus atau kapan cerai oleh seseorang.
Pertanyaan sableng ini biasanya dilakukan bukan secara lisan, melainkan lewat tulisan seperti pesan teks, personal chat, dan via media sosial. Pertanyaan risih ini juga biasa dilakukan secara tersembunyi dan terselubung. Hal itu dimaksudkan agar pacarmu atau pasanganmu tidak mengetahui bahwa kamu tengah digoda.
Biasanya, seseorang yang suka bertanya kapan putus adalah mantan pacar atau seseorang yang menyukaimu dan kebetulan kamu sudah punya pacar atau pasangan. Jadi, mereka itu bisa dibilang perusak hubungan orang atau pihak ketiga. Tapi amit-amit, semoga kamu sekalian dan gue terhindar dari penyakit masyarakat tersebut. Jadi, jaga pacarmu atau pasanganmu baik-baik ya!

7. Kapan Meninggal?
Pertanyaan pada poin ketujuh ini hakikatnya lebih gila, daripada pertanyaan keenam di atas. Karena, pertanyaan kapan meninggal merupakan pertanyaan yang amat frontal, amoral, dan tidak berperikemanusiaan. Lumrahnya, manusia yang mempunyai akal sehat akan bertanya mengenai keadaan, kesehatan, pekerjaan, dan percintaan secara baik-baik. Karena itu, jika ada seseorang yang bertanya kapan meninggal kepadamu, maka dapat dipastikan orang tersebut otaknya ditinggal di lemari es.
Pertanyaan frontal ini dapat keluar dari mulut individu yang sedang benci, murka, marah, dan atau dendam kepada seseorang. Pertanyaan seperti ini dapat didasari atau didukung oleh setan yang merasuki tubuh seseorang. Jika kamu pernah mendengar atau mendapat pertanyaan kapan meninggal dari mulut seseorang, maka automatis orang tersebut sedang diatur oleh setan.
Karena urusan maut hanya Tuhan yang tahu. Sumber: mirror.co.uk
Tidak jarang, pertanyaan amoril ini sering terlontar di dalam situasi yang rusuh, ricuh, dan ribut. Misalnya, pertanyaan ini akan keluar dalam suasana pertengkaran, perdebatan, dan perebutan. Selain situasi dan kondisi yang chaos (rusuh), pertanyaan nyelekit ini dapat terjadi pada situasi tenang; misal tempat tongkrongan, acara keluarga, acara formal, dan acara semi-formal.
Gue pribadi belum pernah ditanyai pertanyaan menohok seperti ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Namun, bagi sebagian orang mungkin pernah menerima atau minimal mendengar pertanyaan kapan meninggal di dalam kehidupannya. Jadi, jika kamu ditanya kapan meninggal oleh seseorang yang membencimu, saran gue tinggalkan orang tersebut dan segera hubungi rumah sakit jiwa.

Itulah tujuh pertanyaan menyebalkan yang efeknya dapat membuat kita kesal. Ketujuh pertanyaan tersebut mungkin pernah atau malah sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Pendapat gue, ketujuh pertanyaan di atas cukup mengganggu jika kita sering menerima pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Namun, bukan berarti ketujuh pertanyaan tersebut tidak boleh ditanyakan. Ada beberapa pertanyaan yang lumrah untuk ditanyakan; seperti kapan nikah, kapan lulus, dan belum kerja. Karena, ketiga pertanyaan tersebut penting untuk ditanyakan bagi seseorang yang belum lulus, belum kerja, dan belum menikah.
Sebelum bertanya, pikir ulang terlebih dahulu yaa. Sumber: darunnajah.com
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa manusia pada hakikatnya butuh bertanya dan membutuhkan pertanyaan di dalam kehidupan sosialnya. Amat tidak mungkin, jika kita hanya membutuhkan jawaban dan hanya menjawab tanpa adanya pertanyaan. Sebab esensi dari bertanya adalah mencari kebenaran, kepastian, kebutuhan, dan jawaban.
Karena itu pula, kita seyogyanya dapat bertanya pada tempat, situasi, dan kondisi yang tepat. Sebagai manusia yang memiliki hati nurani, kita dituntut untuk bersikap dan bertindak benar. Salah satu sikap dan tindakan yang benar tersebut adalah bertanya secara sopan, masuk akal, dan nggak ngeselin.

Komentar